Aburizal Bakrie Pengusaha Terkaya di Asia Tenggara
Filed Under :
Kisah-Kisah Orang Sukses
by Unknown
Senin, 27 Mei 2013
Pengusaha kelahiran Jakarta, 15 November 1946 ini disebut oleh Globe
Asia, majalah ekonomi lokal berbahasa Inggris, sebagai orang terkaya se
Asia Tenggara. Kabarnya, kekayaan Ical mencapai 9,2 miliar dolar AS atau
sekitar Rp 84,6 triliun. Dia pengusaha yang terbilang paling gemilang
pada sepuluh tahun reformasi di Indonesia. Selain bisa keluar dari
krisis ekonomi yang mengancam perusahaannya Bakrie Grup, malah menduduki
posisi penting di pemerintahan dan dalam tempo singkat semakin kaya.
Menurut Globe Asia, dengan jumlah kekayaan sebanyak itu, berarti
kekayaan mantan anggota MPR RI (1993-1998) ini lebih “wah” dibandingkan
dengan harta kekayaan Robert Kuok (orang terkaya di Malaysia – memiliki
7,6 miliar dolar AS), Teng Fong (terkaya di Singapura – memiliki 6,7
miliar dolar AS), Chaleo Yoovidya (terkaya di Thailand – memiliki 3,5
miliar dolar AS), dan Jaime Zobel de Ayala (terkaya di Filipina –
memiliki 2 miliar dolar AS). Dari manakah Ical memiliki kekayaan yang
melimpah ruah?
Di bawah grup perusahaan Bakrie yang dipimpinnya, Ical mempunyai beragam
bidang usaha: pertambangan batubara, perkebunan, minyak, properti,
telekomunikasi, dan media massa. Di tahun 2008 ini saja, kabarnya,
perusahaannya mendulang keuntungan yang tidak sedikit dari melonjaknya
harga energi dan komoditas.
Mantan Presiden of Asean Chamber of Commerce & Industry ini, memang
masih menghadapi masalah dengan salah satu perusahaannya (PT Lapindo
Brantas) terkait meluapnya lumpur panas di Sidoarjo, Jawa Timur. Namun,
hal tersebut tidak membuat bisnis yang dijalankan keluarga Bakrie
terhenti. Tampaknya, grup perusahaan Bakrie terlalu tangguh untuk bisa
dilumpuhkan hanya dengan semburan lumpur panas. Dengan gagah, grup
perusahaan Bakrie tetap melangkah, maju ke depan.
Menurut publisher Globe Asia Tanri Abeng, alumni ITB itu berhasil meraih
kekayaan yang melimpah berkat strategi bisnis yang diterapkannya.
Dengan kepiawaiannya mengelola aset yang dimiliki perusahaan, termasuk
melalui modal pinjaman, Ical mampu membangun usaha demi usaha hingga
bisnisnya menggurita.
“Jadi, kalau dia awalnya punya aset 100, dijadikan jaminan untuk
meminjam 400. Tapi, hasil dari 400 itu untungnya sangat besar. Itu yang
digunakan untuk membayar,” ujarnya.
Tanri, mantan manejer satu milyar Bakrie Grup mengakui, dirinya sama
sekali tidak merasa heran melihat keberhasilan Ical menjadi orang
terkaya di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Pasalnya, mantan Menko
Perekonomian itu sangat lihai dalam melihat peluang investasi di
Indonesia dan pandai dalam itung-itungan bisnis. “Dia itu pintar sekali
itung-itungannya,” puji Tanri.
Aburizal Bakrie boleh berbangga dengan penobatan dirinya sebagai orang
terkaya di Indonesia dan se-Asia Tenggara. Tapi, yang menjadi kebanggaan
itu sejatinya bukanlah semata-mata terletak dari besarnya kekayaan yang
dimiliki. Melainkan, lebih kepada prestasi dalam membangun serta
memajukan beragam bidang usaha. Sebab, dengan begitu, berarti ia dan
keluarganya telah menunjukan peran yang cukup besar dalam memajukan roda
perekonomian nasional, khususnya menciptakan lapangan kerja bagi
masyarakat.
Kalaulah kebanggaan itu hanya karena banyaknya kekayaan yang dimiliki,
barangkali, seorang koruptorlah yang paling “pantas” merasakan
kebanggaan tersebut. Pasalnya, ia memang hanya memikirkan dirinya. Dia,
bagai benalu yang sama sekali tidak memberi manfaat. Malah, menimbulkan
mudharat. Sungguh, tidak ada yang salah menjadi orang terkaya selama
ditempuh dengan cara-cara yang elegan. Apalagi, kedudukan menjadi orang
terkaya itu tercapai melalui upaya yang profesional, serta berdampak
pada manfaat yang bisa dirasakan orang banyak. Bukan malah sebaliknya.
7 Prinsip Penting Kesuksesan Aburizal Bakrie
Prinsip tersebut adalah:
Prinsip 1. Jangan pernah menyerah. Semua orang pasti mengalami
kesulitan, problems. Tapi mereka yang sukses adalah mereka yang tidak
pernah menyerah menghadapi setiap persoalan. Fainna ma al yusri yusron,
wa inna ma al yusri yusron: dibalik setiap kesulitan, selalu ada jalan
keluar.
Prinsip 2. Jangan pernah berhenti belajar, never stop learning. Wisuda
bukanlah suatu akhir, tetapi justru sebuah awal dari proses panjang
untuk belajar terus-menerus. Kunci kemajuan sebuah bangsa adalah ilmu
pengetahuan, dan ia tidak mengenal usia karena ia berkembang terus
menerus.
Prinsip 3. Jangan berada dalam gelap, jangan bawa dirimu dalam
kegelapan. Do not bring yourself into the darkness. Kegelapan bisa
berarti macam-macam: narkoba, kegagalan yang terus berlanjut, kemalasan,
pesimisme, ketidakdisiplinan, dsb. Carilah jalan yang terang,
terangilah sekelilingmu. Sebab dalam kegelapan, bahkan bayanganmu pun
akan meninggalkanmu.
Prinsip 4. Be the best dimanapun Anda berada, jadilah yang terbaik,
berikan yang terbaik, usahakan yang terbaik. Jangan pilih-pilih: kalau
jadi guru, guru yang terbaik, kalau jadi insinyur, insinyur yang
terbaik. Kalau jadi manajer, manajer yang terbaik, and so on.
Prinsip 5. Entrepreneurship. Yang menentukan bagi sukses seorang
entrepreneur adalah kemauan, tekad, kesungguhan, dan kreatifitas, bukan
besarnya modal, warisan atau pemberian orang. Modal besar gampang habis
di tangan seseorang yang tidak kreatif dan tidak bersungguh-sungguh.
Sebaliknya, sekecil apapun modal di tangan, ia akan menjadi besar dengan
usaha yang sungguh-sungguh, pantang menyerah dan penuh kreatifitas dan
kemampuan inovatif.
Prinsip 6. Networking. Bangunlah jaringan perkawanan seluas-luasnya,
sejak awal di usia muda. We never know what future we will have. Tapi
bersiaplah, bergaullah seluas-luasnya, buka kesempatan dengan mengenal
semakin banyak orang di kalangan yang beragam.
Prinsip 7. Meyakini bantuan Allah akan datang manakala kita mau berusaha.
Jika Anda tersentuh dengan cerita di atas, tolong “share” cerita ini ke
teman-teman yang lain agar mereka juga dapat memetik hikmah yang ada
pada cerita di atas. Semoga dapat bermanfaat bagi kehidupan kita,
terimakasih.
Salam Sukses!
0 komentar:
Posting Komentar